Selasa, 13 Juni 2017

40 Dolar di Singapura

Di artikel sebelumnya, saya sudah menjelaskan secara singkat bagaimana perjalanan saya selama tiga hari ‘menjelajahi’ dua negara tetangga dekat kita yaitu Singapura dan Kuala Lumpur. Nah, sekarang saya mau membocorkan lebih detil tentang berapa uang yang saya bawa, tempat mana saja yang saya kunjungi dan beberapa tips selama bepergian.

Saya memang telah dua kali pergi ke Singapura untuk mengunjungi pacar (sekarang mantan :/ ). Biasanya saya hanya membawa uang saku untuk jajan atau sekadar beli oleh-oleh sekitar 300 dolar Singapura (SGD) atau sekitar Rp 3 juta. Itu pun tidak saya habiskan semua untuk oleh-oleh.

Yang berbeda dari perjalanan saya kali ini adalah saya hanya bawa uang SGD 40 saja atau sekitar Rp 400.000. Ha?! Emang cukup?? Saya tahu ini pasti akan muncul di benak Anda. Uang segitu mana cukuuuupp??!!

Saya kasih tau yaa... CUKUP kok bahkan BERLEBIH.

Ingat lho, saya hanya 18 jam di Singapura dan nggak main ke tempat wisata di sana seperti Universal Studio Singapura atau Singapore Flyer. Hihihi..

Ketika saya mendarat di Terminal 2, bandara Changi saya langsung mencari Skytrain (kereta ringan) ke Terminal 3 untuk naik MRT.

Tips: Pastikan di terminal berapa kamu mendarat.

Jika di Terminal 3, kamu tidak perlu repot-repot cari Skytrain ya. Tapi jika kamu mendarat di Terminal 1 atau Terminal 2, kamu harus naik Skytrain untuk transit ke Terminal 3.

Lalu, di manakah letak Skytrain itu?

Di sini ketajaman mata kamu diuji, guys.  Hehehe.. Kamu harus jeli melihat papan petunjuk di mana Skytrain itu berada. Setelah kamu ambil bagasi (kalau ada), kamu tinggal berjalan lurus mengikuti papan petunjuk. Kemudian, belok kiri, lalu berjalanlah terus. Jangan lupa sambil ikuti arah papan petunjuknya ya. Skytrain letaknya di sebelah kanan.

Kemudian, ketika sudah sampai di Terminal 3, kamu harus melewati bagian imigrasi untuk dicap paspor. Jangan lupa untuk mengisi kartu imigrasi yang biasanya sudah dibagikan oleh pramugari ketika di pesawat. Atau kalau kamu belum diberi, kamu bisa mengambilnya di area sebelum keimigrasian dan di sana ada contohnya bagaimana kamu harus mengisi kartu itu.

Tips: tulis saja 1 hari kamu akan menginap di Singapura dan sebutkan saja salah satu hotel di sana.

Jangan lupa untuk menulis alamat hotel tersebut. Jika ditanya petugas, mengapa perjalananmu sangat singkat, bilang saja hanya mengunjungi teman selama satu hari dan besok akan melanjutkan perjalanan ke Kuala Lumpur. Jangan bilang transit yaa... >.< Ini untuk menghindari ribetnya ditanya-tanya sama petugas imigrasi.

Oh ya, sebelumnya saat di Jakarta, pihak maskapai akan memberi kamu dua boarding pass. Yang satu untuk di Singapura dan yang satu ketika akan berangkat ke Kuala Lumpur. Nah, boarding pass yang ke KL diumpetin aja di tempat lain.

Sebenarnya bisa saja sih kamu bilang transit. Tapi saya sempat tanya dengan petugas informasi yang ada di sana apakah saya boleh keluar bandara untuk jalan-jalan karena saya punya 18 jam transit. Petugas itu menjawab: “I think can. If they (immigration officer) allow, you can go, mam.”

Ada dua kata kunci yaitu I think dan if. Berarti bisa boleh keluar dari bandara bisa juga tidak. Nah, dari situ saya berkesimpulan untuk mengatakan kepada petugas imigrasi bahwa saya hanya menginap satu hari di sini untuk mengunjungi teman yang sedang sakit dan besok saya harus pergi ke KL karena ada acara di sana. Itu pun jika ditanya. Kalau tidak ya sudah, keep cool.. B-)

Eskalator menuju MRT Changi. (Foto: Diah A.R)

Keluar dari bagian imigrasi saya langsung bertanya kepada petugas di mana stasiun MRT itu. Lalu, petugas memberi petunjuk kepada saya bahwa ketika keluar dari pintu exit, saya harus belok kiri dan berjalan lurus. Nanti akan ada papan petunjuk Stasiun MRT (lagi-lagi mata harus jeli melihat papan petunjuk ya). Kemudian, kamu akan menemukan eskalator dan turunlah ke bawah. Daaan sampailah kamu di Stasiun MRT Changi.

Di mana beli tiketnya? 

Dari eskalator kedua, belok kiri lalu belok lagi ke kiri. Bedanya sama Jakarta adalah, Singapura nggak punya kasir tiket. Jadi, semuanya sudah pakai mesin. Petugas di stasiun pun ada dan akan siap bantu kamu untuk tukar uang receh beli tiket. Mesin ini tidak bisa memberikan kembalian di atas SGD 6. Jadi, kalau kamu nggak punya uang receh, kamu bisa minta bantuan petugas untuk tukar uang receh.

Seorang pria sedang membeli tiket di mesin tiket MRT. (Foto: Diah A,R)


Petugasnya biasanya memakai baju merah dan akan menanyakan tujuanmu. Dia akan memberi kamu penjelasan singkat di mana kamu harus transit (bila perlu) hingga tempat tujuan.  

Akhirnya saya dapat tiket ke Orchard Road dengan harga tiket SGD 2,5.

Tiket MRT dari Changi ke Orchard. (Foto: Diah A.R)


Ada empat jurusan yang ditandai dengan empat warna yaitu purple (ungu), green (hijau), red (merah)dan yellow (kuning) line yang harus kamu tahu untuk pergi ke suatu tempat menggunakan MRT.
Peta MRT di Singapura. (Foto: Istimewa)


Dari Stasiun Changi ke Orchard Road, saya harus transit di Tanah Merah. Semua jurusan memang harus transit di Tanah Merah. Karena Orchard berada di red line, berarti saya harus transit di Stasiun City Hall dan naik ke kereta selanjutnya yang akan membawa saya ke Orchard. Stasiun Orchard sendiri berada di salah satu pusat perbelanjaan yang kebetulan bersebelahan dengan Mall Takashimaya yang akan saya tuju untuk bertemu teman.

Kemudian saya berjalan ke luar dari mall tersebut dan berjalan tidak jauh dari mall Takashimaya di Orchard Road. Untuk makan, kamu jangan khawatir kena tarif mahal. Meskipun mall ini tergolong mall premium yang banyak menjual barang-barang branded ternama, tapi mall ini punya foodcourt yang patut kamu coba. Namanya Food Village yang ada di lantai basement mall tersebut. Ada banyak pilihan makanan di foodcourt itu tapi kamu harus sabar ya karena rame banget tempatnya dan kita harus berebut tempat duduk. Artinya kamu harus gercep alias gerak cepat. Hehe... 

Saya pesan paket nasi, buncis dan telur orak-arik dengan harga SGD 3,5 saja. Harga ini termasuk murah bila dibandingkan dengan tempat lainnya, yang harganya bisa sampai SGD 10.

Setelah dari Orchard, saya berencana mengunjungi teman saya yang lain. Kebetulan saat itu dia sedang sakit dan dirawat di Mount Elizabeth di daerah Novena. Untuk pergi ke Novena hanya melewati satu stasiun saja yaitu Newton. Kalau tidak salah harga tiketnya SGD 1,5 saja.
Beruntunglah saya karena RS Mount Elizabeth berada tepat di seberang Stasiun MRT Novena.  Jadi saya tidak perlu repot berjalan jauh atau bertanya kepada orang untuk pergi ke RS tersebut.

Tips: pasang mata dan ikuti petunjuk menuju RS Mount Elizabeth.

Setelah saya selesai menjenguk teman, saya harus balik lagi ke bandara untuk istirahat di sana. Sama seperti rute sebelumnya, saya harus transit di City Hall dan Tanah Merah.

Tips: Sebaiknya kamu sudah ada di kereta sebelum jam 23.00 waktu setempat karena jam terakhir MRT beroperasi adalah sekitar pukul 23.00.

Tiketnya dari Novena ke Changi kalau tidak salah antara SGD 2,5-3.

Kalau ditotal seluruh perjalanan plus makan malam kira-kira saya sudah menghabiskan uang SGD 10,5. Jadi, saya masih punya SGD 29,5 di kantong.

Uang tersebut saya pakai untuk beli coklat wine Jack Daniels dan beberapa coklat yang agak mahal lainnya di bandara. Hahaha...


Di bandara Changi, kamu bisa tidur di mana pun. Salah satunya adalah taman buatan yang ada di beberapa titik. Di situ kamu bisa tiduran di kursi panjang yang ada di taman itu. Sebenarnya nyaman aja sih tidur di situ tapi kadang ada suara kodoknya. Hiks.. Karena saya phobia kodok, akhirnya saya pindah tempat dan tidur di kursi pijat. Beberapa orang saya lihat tidur di karpet atau kursi-kursi tunggu dan tidak ada petugas yang menegur.

Ini taman buatan yang di sekelilingnya ada kursi panjang yang bisa dipakai untuk tidur. (Foto: Diah A.R)

Di beberapa kursi juga ada koneksi untuk mengisi baterai ponsel kamu. Jadi sambil tidur bisa juga charge ponsel kamu lho.. Jaringan internet di bandara Changi ini juga lumayan lancar tapi sebelumnya kamu harus registrasi dulu untuk mendapatkan akses internet lewat ponsel kamu. Kamu akan menerima kode untuk mengaktifkan jaringan internetnya.

Biaya:
MRT Changi-Orchard:                      SGD 2,5
Makan malam:                                  SGD 3,5
MRT Orchard-Novena:                     SGD 1,5
MRT Novena-Changi:                       SGD 3,5
Coklat:                                               SGD 29,5
Total:                                                 SGD 40


Tips:
  •  Kamu bisa pergi ke daerah Bugis untuk beli oleh-oleh di sana. Saya lebih senang beli oleh-oleh di Bugis daripada di Mustafa karena pilihannya bervariasi. Mustafa tempatnya terlalu besar untuk disinggahi dan harus naik turun tangga untuk cari-cari souvenir. Saya lebih rekomendasikan Bugis untuk beli oleh-oleh.
  •  Sebaiknya kamu isi pulsa ponselmu di atas Rp 100.000. Untuk berkomunikasi dengan teman, saya cukup kesulitan karena saya tidak membeli nomor lokal di Singapura. Alhasil pulsa Rp 150.000 tidak cukup. Koneksi wifi pun terbatas sehingga sulit untuk memakai internet. Selain itu, kamu bisa beli nomor dengan provider 3 (Tri) terlebih dahulu sebelum berangkat. Mereka memiliki paket roaming khusus untuk aplikasi pesan Whatsapp. Untuk satu hari, kamu hanya bayar Rp 30.000, untuk tiga hari Rp 90.000 dan untuk tujuh hari Rp 210.000. Tarif ini juga berlaku di Malaysia dan Thailand lho dan beberapa negara lainnya yang sudah bekerja sama dengan  provider tersebut. Kamu bisa cek di link http://tri.co.id/luar-negeri/whatsapp.
  • Bawa roti sobek untuk isi perut. Hal ini patut kamu catat ya supaya ketika kamu nggak nemu foodcourt atau tempat makan, kamu nggak akan sakit perut karena kelaparan.


Nah, gimana? Seru kan.. Untuk kamu yang memang hobi travelling atau lagi mau coba-coba untuk travelling sendirian atau sama teman, nggak ada salahnya lho mencoba seperti yang saya bagikan dalam tulisan di atas. 

Happy travelling........


Minggu, 04 Juni 2017

Tiga Hari Dua Negara Jelajahi Negeri Jiran

Foto ini diambil tahun 2016, kali kedua saya menginjakkan kaki di negara berikon singa itu. (Foto: Bob Toh)



Singapura dan Malaysia bisa jadi dua negara terpopuler destinasi wisata luar negeri bagi orang Indonesia. Selain karena jaraknya dekat, kuliner dan suasana kota dua negara tersebut juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pelancong.

Setiap negara memang memiliki ciri khas tersendiri. Singapura terkenal akan kebersihan kotanya dan ketertiban warganya dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Sedangkan Malaysia terkenal dengan menara kembar paling tinggi di dunia yang berada di Kuala Lumpur.

Nah, berikut cerita saya tentang perjalanan singkat selama tiga hari mengunjungi dua negara jiran tersebut.

Short Trip at The Weekend, Why Not?

Orchard Road, Singapura. (Foto: Diah A,R)

Nggak ada salahnya kita mengambil rehat sejenak dari kegiatan kita yang seabrek-abrek. Peneliti mengatakan, seorang pekerja atau karyawan harus mengambil waktu cutinya barang sejenak untuk menyegarkan kembali pikirannya. Ini akan membuat kita bekerja lebih efektif.

Rajin-rajinlah berseluncur di dunia maya untuk mencari tahu tentang harga tiket dan tanggal yang diinginkan. Saran saya, pilihlah tanggal low season. Hindari tanggal-tanggal yang berdekatan dengan hari libur internasional maupun nasional karena bisa dipastikan harga tiket akan melambung tinggi. Kalau Anda ingin menikmati liburan di saat akhir pekan, pesanlah tiket minimal enam bulan sebelumnya.

Misalnya seperti yang saya lakukan saat akan mulai perjalanan pada tanggal 19-21 Mei 2017 lalu. Saya selalu browsing tiket sejak bulan November 2016 dan akhirnya menemukan tiket murah pada Januari 2017.

Saya melakukan pemesanan tiket melalui aplikasi dan selalu cek di tanggal yang saya inginkan. Saya memilih perjalanan ke Kuala Lumpur namun transit di Singapura karena saat itu saya melihat harga tiketnya cukup murah.

Itinerary-nya sebagai berikut:


Jumat, 19 Mei 2017: Tiger Air CGK 11.50 - SIN 14.40
Sabtu, 20 Mei 2017: Tiger Air SIN 07.35 - KUL 08.40
Minggu, 21 Mei 2017: Malindo Air KUL 20.30 - CGK 21.35

e-tiket Jakarta-Singapura-Kuala Lumpur-Jakarta


Jadi, bisa dibilang saya transit selama kurang lebih 18 jam di Singapura. Berapa biayanya? Menurut saya murah, saya hanya menghabiskan uang sekitar Rp 988.719 pulang-pergi (PP).
Menurut saya, nominal sebanyak itu sepadan dengan transit 18 jam di Singapura dan saya bisa keluar bandara untuk jalan-jalan di pusat kota Singapura yaitu di Orchard Road.

Setelah transit di Singapura, saya memutuskan untuk menginap di bandara Changi. Di Terminal 2, Anda bisa tidur di mana saja termasuk taman buatan yang ada di beberapa titik atau kursi-kursi panjang yang bisa Anda gunakan untuk tidur. Yah, memang tak senyaman di hotel sih, tapi daripada Anda terlambat, lebih baik tidur saja di bandara. Hehehe... Jangan lupa pasang alarm ya supaya tidak kesiangan.

Menara Kembar Petronas, Kuala Lumpur. (Foto: Diah A,R)


Keesokan harinya saya berangkat ke Kuala Lumpur dan berada di sana selama dua hari satu malam. Saya sengaja memesan tiket pulang ke Indonesia di malam hari agar saya lebih puas di KL sampai Minggu sore.

Di tulisan berikutnya, saya akan menulis lebih rinci perjalanan saya selama tiga hari dua malam di Singapura dan Kuala Lumpur ya..